"Kemerdekaan itu ialah hak segala Bangsa"
Kutipan yang paling saya ingat sampai saat ini. Bukan karena saya seorang mantan paskibra, bukan juga karena saya seorang yang Nasionalis 'saya lebih tepat dibilang jomblonalis', tapi kalimat itu adalah kalimat yang sering terdengar ketika upacara bendera dari mulai SD sampai SMA.
Dua belas tahun saya mendengarkan kalimat tersebut dibawah hangatnya matahari pagi. Saya adalah siswa yang biasa-biasa saja, terkadang saya lebih suka memperhatikan suasana sekitar dibandingkan menikmati hikmatnya upacara. Melihat teman yang pingsan, memperhatikan wajah teman yang kusut karena mungkin akan ada ulangan, melihat teman yang dimarahi guru karena terus mengobrol saat upacara, bahkan saya lebih senang melihat ke arah wanita yang saya suka.
Semua upacara berlalu tanpa makna. Saya berfikir bahwa upacara bendera hanya sebuah tradisi yang harus tetap ada untuk menghormati pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Bangsa. Bahkan awalnya saya anggap upacara adalah latihan fisik berdiri beberapa jam agar fisik saya kuat.
Sekali lagi, dari semua rangkaian upacara bendera, yang paling saya ingat adalah kalimat "kemerdekaan itu ialah hak segala Bangsa". Sejujurnya saya sendiri tidak hafal semua isi teks yang ada di kalimat tersebut, saya hanya ingat yang itu. Bahkan saya tidak ingat satupun apa yang pernah dikatakan oleh pembina upacara.
Saat ini saya mulai sadar dan merasakan bahwa kalimat tersebut mempunyai makna yang sangat dalam. Saya mulai paham bahwa kemerdekaan adalah ketika apa yang menjadi hak telah dimiliki sepenuhnya. Kalimat yang dulu saya anggap hanya menjadi bagian dari sebuah rangkaian upacara akhirnya saya pahami sebagai sebuah kalimat sakti yang dapat relevan dengan segala jaman.
Di zaman serba bebas seperti ini saja kita selalu dibuat terkekang oleh kata-kata bebas itu sendiri, kata-kata merdeka dan kata-kata surga lainnya. Namun pada kenyataannya tak satupun yang benar-benar merdeka apalagi bebas.
Zaman kita sudah jauh dari zaman penjajah, tetapi mental kita tetap terjajah. Bebas mungkin bisa berarti merdeka, tapi merdeka belum tentu bisa bebas.
Kita sudah merdeka dari bangsa Asing, tetapi untuk bebas menikmati Indahnya Negeri kita saja kita harus bayar ke oknum bangsa Asing. Ada saja yang seperti itu.
Mari kita sedikit kembali ke masa upacara bendera setiap hari senin dulu. Apapun yang telah kita lakukan di hari minggu, hari senin adalah hari dimana kita mengingat bahwa perjuangan para pahlawan, belum selesai. Jadilah pahlawan.
No comments:
Post a Comment