Saat ini banyak orang yang menginginkan perubahan besar pada Bangsa ini. Perubahan yang dapat membuat kesetaraan rasa keberpihakan, perubahan yang bisa membuat tidak ada lagi penindas berpakaian dinas, perubahan yang dapat membuat bernafas tak perlu beriringan dengan rasa cemas.
Berharap adalah hal yang paling mungkin kita lakukan, menuntut adalah hal yang paling sering kita tunjukan. Tapi kenapa tak kunjung ada perubahan?
Hal besar selalu diawali tindakan kecil, tindakan kecil bermuara pada kesadaran dan kesadaran bersumber pada niat. Niat hanya secuil kata, namun banyak mengandung makna. Buku sampai Wikipedia sudah merangkum arti niat. Rangkuman tersebut bisa menjadi referensi cara kita memulai niat. Apakah sebegininya kita? Sampai-sampai niat saja harus mencari referensi.
Mari kita tinggalkan saja persoalan niat. Biarlah niat menjadi urusan masing-masing.
Bangsa ini sedang mengalami krisis kepercayaan diri. Contoh kecil ketika kita melihat pertunjukan tradisional asli negeri kita sendiri misalnya, tidak jarang kita merasa sangat kagum, tidak menyangka, bahkan takjub. Kita sepatutnya tidak perlu mempunyai perasaan seperti itu karena memang itu adalah 'makanan' kita sehari-hari. Perasaan seperti itu harusnya hanya dimiliki oleh orang selain bangsa kita.
Kita terlalu percaya diri terhadap bangsa lain, sampai-sampai ketika ada peristiwa tertentu yang memalukan, kita selalu berpendapat dan menuliskan ‘cuman di Indonesia ....’ seakan-akan kita sudah pernah ke luar negeri. Toh bisa saja di luar negeri malah lebih memalukan bahkan memuakkan kan?
Lalu apa korelasi antara perubahan dan percaya diri?. Coba tanyakan kepada orang yang berada di cermin.
No comments:
Post a Comment