"Love selalu bisa buat kita salah paham. Entah love di instagram, path atau love yang lainnya. Kita bisa dengan mudah jadi pecundang sejati di era mudah berkomunikasi."
Mungkin banyak pengguna sosmed yang menggunakan sosmed untuk menyair, menyindir, sampai menyinyir. Hal itu tidak bisa di pungkiri karena dalam kenyataannya, mereka atau kita kehilangan panggung untuk melakukan hal tersebut. Tetapi buat gw, sosmed gw gunain untuk bercermin. Kita gak bisa ganggu apa yang orang lain posting dan sebaliknya, selama gak merugikan pihak tertentu.
Tapi akhir-akhir ini banyak yang salah paham akibat sosmed. Banyak yang kehilangan kewajarannya hingga lupa asal usul sosial media untuk apa. Menurut gw, sosial media di ciptakan sebagai sarana komunikasi yang memudahkan kita untuk berinteraksi. Tak dipungkiri, saat ini sosmed juga digunakan sebagai alat propaganda. Menyusupkan bahaya yang tak terkira, menelanjangi sampai tak terasa. Akibatnya, salah paham tercipta.
Banyak salah paham tercipta akibat hal yang tak terduga. Saat ini, lidah tidak lebih tajam daripada jempol. Tapi apapun itu, gw berfikir bahwa orang yang bawa masalah nyata nya ke dunia maya, ga punya keberanian. Orang yg bawa masalah dunia maya nya ke dunia nyata, udah habis akal sehat.
Saat ini sosmed yang sedang digandrungi adalah path. Gw juga pengguna path. Ga ada yang salah dengan semua aplikasi sosial media. Ga ada masalah sama orang yang upload foto makanan, foto liburan, sampe foto khitanan. Semuanya wajar aja, ya karena udah terbiasa. Saking udah terbiasanya, makan se baskom ga bakal kenyang kalo belum di post di sosmed. Path adalah aplikasi yang menjungjung tinggi privasi. Hanya orang yang kita mau terima aja yang bisa liat TL kita, tapi kenapa ada fitur link ke Twitter dan FB ya?
Se privat privat nya sosial media, ga lebih privat dari WC umum. Satu-satunya ruang sosial yang benar-benar privat ya WC umum. Tapi se privat nya WC umum tetep aja ada hak orang lain buat nempatin itu WC. Jadi kalau terlalu lama di dalem WC kasian orang yang di luar nungguin giliran. Kewajiban kita kalau sudah beres ya keluar, sebelum keluar periksa dulu, jangan sampai ninggalin sisa.
Sudah seharusnya sebagai orang yang menggunakan media sosial tau akan konsekuensinya. Jangan sampai di media sosial malah anti sosial. Jangan juga kata media sosial berubah jadi media sok sial. Udah sok, sial lagi. Intinya kan segala sesuatu yang lo lakuin dan lo posting di media sosial ingin dilihat oleh orang lain. Jadi kalau gitu inget filosofi WC umum. Siram dulu, jangan sampe ada sisa.
No comments:
Post a Comment