Wednesday, December 31, 2014

Nasionalis Dadakan

Akhir-akhir ini banyak pemuda-pemudi yang mendadak nasionalis. Di twitter, di facebook, di  BBM, di path sampai di instakeram (nge instagram sampai otak keram). Nasionalisme dadakan itu dimulai dengan melihat TL twitter atau facebook yang sudah ramai dengan pemberitaan bahwa hari itu adalah hari mengenang  mantan yang raib diambil om-om. Ya anggap saja begitu lah ya. Jadi, si om om itu cuman nyodorin seperangkat alat berkendara beserta gadget tingkat dewa, eh si pacar secara ajaib bak semprani menempel di si om om. *KOK JADI BAHAS OM OM GINIH!


Kejadian mendadak nasionalis ini sebenernya baik-baik aja, mengingat menjadi seorang nasionalis di zaman jomblonalis ini agak sedikit susah. Sekarang coba tes aja pemuda-pemudi secara random, pasti mereka lebih hatam tentang kasus Vicky Prasetyo, lebih kritis terhadap kasus Nazar dan Musdalifah, lebih tau jadwal mungut mantu Raffi Ahmad dan Nagita Slavina daripada tau siapa itu Ki Hajar Dewantara. *KOK GW JUGA APAL YANG BEGITUAN YA!!

Rasa nasionalisme yang dituliskan dalam beberapa kata kayak : “Selamat Hari Pahlawan!! MERDEKA!!” aja udah cukup membuat kita merasa menghargai & bangga sama pahlawan. Tapi rasanya kalau ucapan ga sejalan sama perbuatan kayak mengeringkan basah di kolam jamban. Rasanya percuma bikin status “MERDEKA” tapi sering bikin bangsa “MERANA” .  Paginya nulis “Aku cinta Indonesia”, malemnya bikin status “Kalau TIMNAS INDONESIA kalah, gue pindah ke malaysia!”.


Gak apa-apa disebut mendadak nasionalis, gak perlu masalah dibilang sok idealis, asalkan realistis, asalkan ucapan sejalan perbuatan, asalkan konsisten dengan apa yang telah diucapkan dan dijalankan niscaya jangankan gebetan yang di rebut om minta balik, Dian Sastro pun bakal rela jadian sama lo.

No comments:

Post a Comment