Sunday, November 17, 2019

Pelakor

Kolektor biasanya ngumpulin benda antik, mau itu benda yang kotor sekalipun pasti diubah jadi sesuatu yang ciamik. Kalau ditanya udah koleksi apa aja biasanya sang kolektor akan senang dan antusias menjelaskan apa yang udah dia dapet. Sesuatu yang menurut orang gak berharga, dimata sang kolektor biasanya berbeda. Dia bisa melihat bagian itu jadi karya yang punya harga.

Beda sama pelakor yang berarti ‘Pengumpul lamanya kenangan orang’ yang dimana maksudnya adalah seseorang yang hobinya ngumpulin kenangan. Kalau kolektor akan senang ditanya perihal koleksinya, kalau pelakor biasanya akan sedikit ragu-ragu menceritakan apa yang udah dikumpulinnya. Alesannya gak semua orang yang pengen tau itu akan memahami, daripada begitu lebih baik pelakor menyembunyikannya agar tampak gak berharga.

Erat hubungannya antara kenangan dan perasaan, sempet ada istilah kalau sebenernya pacaran adalah sebuah proses pengumpulan kenangan. Setiap waktu yang dihabiskan saat pacaran adalah sesuatu yang suatu saat harus direlakan, dikembalikan dan pada akhirnya hanya untuk dikenang. Ga perlu kemampuan meramal untuk tau hal itu, ga mesti jadi pengamat untuk mengerti hal itu. Hal itu adalah pola.

Ini kok jadi kaku ya? Kayak baru jadian tapi bingung masih harus panggil lo gw atau aku kamu :)))

Ya mungkin seperti proses pemanggilan (lo gw, aku kamu). Seiring jalannya waktu tanpa sadar panggilan lo gw akan berubah jadi aku kamu, sampai ayah bunda mungkin :))) atau mungkin gak beubah sama sekali, tetep dengan panggilan lo gw. Bukan masalah panggilan, bukan masalah proses juga, tapi masalah hasil. Karena walau prosesnya maksa tetep manggil aku kamu tapi malah bikin gak nyaman toh jadi aneh kan. Maka biarkan masalah itu. Walau panggilanya tetep lo gw tapi bikin nyaman maka itulah hasilnya. Haha apasi :))

Dari kolektor, pelakor sampe panggilan aku kamu. Sungguh seperti hubungan jarak jauh :)))

Kembali ke pelakor. Ya memang ga setiap orang berbakat jadi pelakor. Sebenernya itu bukan bakat sih, lebih ke kutukan ;)) tapi walau gimanapun momen gak bisa tergantikan sebelum momen berikutnya datang.

.

No comments:

Post a Comment